Haijatim.com, Jember – Di tengah percepatan transformasi digital global, SMKN 4 Jember mengambil langkah inovatif di luar kurikulum standar. Sekolah ini menggelar guru tamu bertajuk “AI-Personalized Engagement: Setiap Followers, Ceritanya Berbeda” pada Rabu, 24 September 2025.
Acara menghadirkan Ahmad Baihaqy, S.Kom., M.M., M.Kom., CSBSP., Direktur Utama PT Persada Saintek Transformasi Industri Jasa Digital. Ahmad juga dikenal sebagai dosen STIESIA Surabaya yang aktif membahas strategi digital dan pengembangan vokasi berbasis industri.
Kegiatan ini menjadi bagian program link and match Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) serta kolaborasi pentahelix. Tujuannya memperkuat kesiapan lulusan SMK agar memiliki keterampilan sesuai kebutuhan nyata dunia kerja.

AI Selaras Dengan Kebutuhan Industri
Kepala SMKN 4 Jember, Suyadi, S.Pd., M.Pd., menegaskan pentingnya agenda tersebut bagi siswa vokasi. “Kehadiran Bapak Ahmad membawa wawasan mutakhir tentang AI yang selaras dengan kebutuhan industri,” ungkap Suyadi.
Ia menambahkan langkah ini merupakan implementasi nyata kebijakan nasional penyelarasan pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri.
“Kami tidak bisa berjalan sendiri. Kami harus membangun ekosistem kolaborasi bersama industri, pemerintah, dan komunitas,” jelasnya.
Media Sosial Ekosistem Bisnis Digital
Dalam pemaparan, Ahmad menekankan bahwa persaingan modern semakin kompleks akibat teknologi, regulasi, dan perilaku konsumen. Menurutnya, media sosial kini bukan sekadar ruang berbagi, melainkan ekosistem bisnis digital yang sangat kompetitif.
“AI mampu membuat setiap followers mendapat cerita berbeda sesuai preferensi mereka. Itulah personalized engagement,” ujarnya.
Ahmad menjelaskan strategi media sosial berbasis AI, termasuk mengenali karakter audiens tiap platform digital populer. Instagram menekankan visual, TikTok kreatif, sedangkan LinkedIn lebih profesional untuk membangun jejaring bisnis.
Ia menegaskan pentingnya konsistensi identitas brand serta prinsip 80/20 antara konten edukasi, hiburan, dan promosi. Interaksi cepat, fitur interaktif seperti live streaming, dan penggunaan data analytics juga sangat penting dilakukan.
Ingat Risiko Digital
Namun Ahmad mengingatkan risiko digital, mulai dari hard selling berlebihan, konten hoax, hingga spam hashtag. “Strategi digital yang berkelanjutan harus membangun kepercayaan, bukan sekadar viral sesaat,” tegasnya.
Materi ini membuka perspektif baru bagi siswa. Aulia Citra Putri Ardini, siswi jurusan Bisnis Digital, mengaku tercerahkan. “Saya pikir AI itu momok negatif. Ternyata bermanfaat, bahkan dipakai anak muda untuk bisnis,” ujarnya.
Pengalaman ini menunjukkan pendidikan SMK tidak hanya memberi keterampilan teknis, tetapi juga melatih pola pikir strategis. Ahmad menutup sesi dengan pesan inspiratif bahwa media sosial dan AI adalah ekosistem, bukan sekadar alat.
“Dengan strategi tepat, kita tidak hanya menciptakan konten, tetapi juga menghadirkan nilai,” pesannya.
Guru tamu ini menjadi bukti bahwa SMK di daerah mampu merespons isu global dengan langkah nyata. Saat negara maju berlomba menguasai AI, Indonesia pun menyiapkan generasi muda menjadi pemain dalam ekonomi digital dunia. (min)