Warga Pondok Candra Desak Pemerintah Bersihkan Sungai Cegah Banjir

Sungai Perbatasan Surabaya-Sidoarjo

Haijatim.com, Sidoarjo – Warga Pondok Candra, Sidoarjo, mendesak pemerintah segera membersihkan sedimentasi dan enceng gondok di sungai perbatasan Surabaya-Sidoarjo. Mereka khawatir banjir besar seperti Desember 2024 kembali merendam permukiman. Saat itu, air setinggi 50 sentimeter masuk ke rumah.

Banjir merusak perabotan dan meninggalkan trauma mendalam. Warga mengaku belum pernah mengalami banjir sebesar itu sebelumnya. “Air menyerbu masuk dan menghancurkan semua peralatan kami. Trauma masih terasa sampai sekarang,” ujar Anton Eko Yulianto, Sabtu (20/9/2025).

Anton, dosen sekaligus pelaku bisnis, menuturkan banjir terjadi akibat hujan deras bersamaan dengan pasang air laut. Sungai tak mampu menahan debit air karena sedimentasi dan tumpukan enceng gondok yang menyumbat aliran. Warga terpaksa mengungsi tanpa bantuan aparat. Selama dua hari, air terus menggenangi rumah dan lingkungan sekitar.

“Semua warga harus mencari jalan sendiri untuk menyelamatkan keluarga dan barang-barangnya,” ungkap Anton.

Kini sedimentasi dan enceng gondok kembali memenuhi aliran sungai, mulai Komplek Palem hingga area belakang PDAM. Kekhawatiran meningkat karena BMKG memprediksi musim hujan ekstrem segera melanda Jawa Timur dalam waktu dekat.

Anton menegaskan normalisasi pascabanjir 2024 terbukti efektif, namun hanya dilakukan sesaat tanpa keberlanjutan. “Normalisasi harus rutin supaya aliran sungai tetap lancar,” katanya.

Pasca-normalisasi, hujan deras tidak lagi menyebabkan banjir. Namun tanpa penanganan, ancaman serupa bisa kembali terjadi. “Negara harus hadir. Jangan tunggu musibah datang dulu baru bertindak,” tegas Anton.

Kerugian banjir 2024 ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Kondisi ini memperburuk ekonomi warga yang sudah sulit. Jika dibiarkan, kerugian bisa jauh lebih besar dan menimbulkan dampak sosial lebih luas.

Warga berharap pemerintah segera melakukan normalisasi sungai, membersihkan sedimentasi, serta menanggulangi enceng gondok secara serius.

“Pemerintah harus belajar dari pengalaman lalu. Antisipasi cepat sangat dibutuhkan untuk melindungi warga,” pungkas Anton. (ton)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *