Haijatim.com, Jember – Pertamina benar-benar kelimpungan dalam hal distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dampak penutupan jalur Gumitir. Akibatnya kelangkaan BBM di Jember meluas hingga Pertamina melakukan pembatasan pembelian di SPBU. Dimana efek domino menjadikan harga eceran di pedagang kaki lima melonjak hingga Rp 17 Ribu – 22 Ribu!
Ya, warga Kabupaten Jember, Jawa Timur, tengah menghadapi kelangkaan bbm akibat terganggunya distribusi dari Depo Pertamina Banyuwangi. Salah satu penyebab utama gangguan distribusi ini adalah penutupan total Jalur Gumitir yang menghubungkan Jember dan Banyuwangi sejak Sabtu (26/7/2025).
Pantauan di lapangan menunjukkan antrean panjang kendaraan di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), termasuk SPBU 54.681.11 Kebonsari dan SPBU Ambulu Jember. Di SPBU Kebonsari, antrean kendaraan mencapai hingga 400 meter sejak pagi hari.
Sebagai bentuk penanganan darurat, Pertamina menerapkan kebijakan pembatasan pembelian BBM. Konsumen dengan kendaraan roda dua hanya diperbolehkan membeli BBM maksimal Rp50 ribu, sedangkan kendaraan roda empat dibatasi hingga Rp150 ribu.
“Pembatasan ini berlaku sejak tiga hari lalu berdasarkan instruksi Sales Brand Manager Pertamina. Ini untuk mencegah pembelian berlebihan dan penimbunan,” ujar Ika Siti Ro’ikhatul Janah, admin SPBU Ambulu Jember, pada Senin (28/7/2025) seperti yang tersiar di Tribunnews.
Ika menjelaskan bahwa keterlambatan pengiriman BBM ke Jember disebabkan oleh pengalihan jalur distribusi. “Sejak Jalur Gumitir ditutup, truk tangki BBM dari Depo Banyuwangi harus menempuh jalur utara melalui Situbondo. Namun, jalur ini pun mengalami kemacetan akibat antrean kendaraan logistik di Pelabuhan Ketapang,” jelasnya.
Akibatnya, pengiriman BBM harus dialihkan dari Depo Pertamina di Surabaya dan Malang, yang menyebabkan keterlambatan hingga satu hari. SPBU Ambulu sendiri baru menerima pengiriman satu truk tangki berisi 16 ribu liter BBM pada pukul 11.00 WIB dan mulai dijual pukul 12.00 WIB. Saat ini, BBM yang tersedia hanya jenis Pertalite dan Bio Solar. Sementara itu, produk Pertamax dan Dexlite belum tersedia.
Gangguan Distribusi Meluas, Harga BBM Eceran Meroket
Sales Brand Manager Pertamina Area Jember, Hendra Saputra, menyampaikan bahwa kebutuhan BBM harian di Jember mencapai sekitar 700 kiloliter. Namun, penutupan Jalur Gumitir dan kemacetan di jalur alternatif menyebabkan distribusi terhambat secara signifikan.
“Jalur alternatif seperti via Bondowoso dan Arak-Arak sempat dicoba, tapi tidak ideal. Jalur Bondowoso terhalang perbaikan jembatan, dan jalur Arak-Arak terlalu berliku, memperlambat pengiriman,” ungkap Hendra.
Akibat keterlambatan ini, sejumlah SPBU kehabisan stok dan masyarakat terpaksa membeli BBM eceran dengan harga mencapai Rp17.000 hingga Rp22.000 per liter.
Kemacetan di Situbondo dan Penutupan Jalur Gumitir
Kemacetan parah juga terjadi di jalur pantura Situbondo, tepatnya di kawasan Taman Nasional Baluran. Kasat Lantas Polres Situbondo, AKP Nanang Hendra Irawan, menyebutkan bahwa antrean kendaraan logistik mencapai sembilan kilometer sejak Kamis (24/7/2025).
“Macet total terjadi karena antrean bongkar muat di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, ditambah volume kendaraan meningkat akibat penutupan Jalur Gumitir,” ujar AKP Nanang.
Pihaknya mengimbau pengendara untuk menunda perjalanan melalui jalur pantura karena belum bisa dipastikan kapan kemacetan akan terurai.
Warga Tetap Antre, Pertamina Pastikan Tidak Ada Kenaikan Harga
Meskipun pembatasan pembelian diterapkan, warga tetap rela mengantre berjam-jam demi mendapatkan BBM. Andre, salah satu pengendara roda dua, mengaku telah mengantre sejak pukul 12.00 WIB namun hingga pukul 15.30 WIB belum mendapatkan giliran.
“Yang penting ada BBM-nya, meskipun dibatasi. Ini kan supaya semua kebagian,” ujar Andre.
Pertamina memastikan bahwa kelangkaan BBM ini tidak berkaitan dengan kenaikan harga resmi dari pemerintah. Stok terus diupayakan melalui jalur suplai dari Surabaya dan Malang, sambil menunggu normalisasi distribusi dari jalur selatan. (boi)