Faktor di Balik Meredupnya Pembalap Pertamina Fabio Di Giannantonio di MotoGP
Padahal Pakai Mesin Ducati Paling Mutakhir

Haijatim.com, Bangkok – Kiprah Fabio Di Giannantonio bersama tim Pertamina Enduro VR46 Racing di ajang MotoGP masih jauh dari ekspektasi. Meskipun ia menggunakan motor Ducati dengan spesifikasi mesin paling mutakhir, performanya tetap belum mampu bersaing di barisan depan. Bahkan, ia menjadi pembalap Ducati dengan hasil terburuk dalam balapan pembuka musim di GP Thailand 2025.
Perbedaan Spesifikasi Mesin Ducati
Ducati mengadopsi dua spesifikasi mesin berbeda untuk musim ini setelah melakukan evaluasi dari sesi uji coba. Dari enam pembalap Ducati, tiga pembalap—Marc Marquez, Francesco Bagnaia, dan Fabio Di Giannantonio—mendapatkan mesin dengan spesifikasi terbaru. Sementara itu, Alex Marquez, Franco Morbidelli, dan Fermin Aldeguer tetap menggunakan mesin edisi 2024.
Menurut juru bicara Ducati, perubahan spesifikasi mesin berdasarkan masukan dari Marc Marquez dan Pecco Bagnaia. Meskipun perbedaan tersebut diklaim tidak signifikan, performa pembalap yang menggunakan mesin terbaru tetap menjadi sorotan.
Dominasi Ducati dan Tantangan bagi Di Giannantonio
Pada musim 2024, Ducati mendominasi ajang MotoGP dengan memenangkan 19 dari 20 balapan grand prix. Tren positif ini berlanjut di GP Thailand 2025, di mana Marc Marquez langsung tampil impresif dengan kemenangan di sprint race dan balapan utama. Pecco Bagnaia serta Alex Marquez turut meramaikan podium, sementara Franco Morbidelli finis di posisi keempat.
Namun, Di Giannantonio hanya mampu finis di posisi ke-10, tertinggal dari sesama pembalap Ducati lainnya. Bahkan, Alex Marquez yang menggunakan mesin edisi 2024 mampu tampil lebih kompetitif. Ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai apakah faktor utama dari keterpurukan Di Giannantonio terletak pada kemampuan adaptasi dan konsistensinya di lintasan.
Tantangan di Balapan Selanjutnya
GP Thailand merupakan seri pembuka musim 2025 dan menjadi momen penting bagi para pabrikan untuk membekukan spesifikasi mesin mereka melalui proses homologasi. Ducati telah menyerahkan kedua spesifikasi mesinnya kepada tim teknis IRTA sebagai acuan sepanjang musim.
Dengan regulasi yang telah ditetapkan, Di Giannantonio harus segera beradaptasi dan meningkatkan performanya. Jika tidak, ia berisiko semakin tertinggal dari para pesaingnya, terutama dalam persaingan internal di antara sesama pembalap Ducati. Akankah ia mampu bangkit dan membuktikan diri di balapan berikutnya? Patut ditunggu bagaimana kiprahnya dalam seri-seri mendatang. (min)
BACA JUGA