Prinsip-Prinsip Dalam Etika Bisnis

Etika Bisnis

Haijatim.com, Surabaya – Etika mempelajari, mengukur dan menentukan apakah sebuah perilaku bisa dikatakan baik atau buruk. Perilaku individu bagaimana yang boleh dan tidak boleh dilakukan termasuk yang benar dan yang tidak benar dilakukan.

Menurut Harvard Business Review, seorang ahli dalam bidang etika bisnis, Joseph L. Badaracco Jr., mengatakan bahwa etika bisnis bukan hanya tentang menjadi baik, tetapi juga tentang menjadi bijaksana. Ia mengajarkan bahwa dalam bisnis, kita harus mampu mengambil keputusan yang tepat dan tidak hanya berdasarkan pada kepentingan diri sendiri, tetapi juga harus mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain dan lingkungan sekitar. Ia mengatakan, “Being ethical is not the same as being good; it is about being wise.”

Pengelolaan dan Pengaturan dalam bisnis bertujuan mengatur bagaimana bisnis itu dapat memperoleh kemajuan dan kejayaan, akan tetapi juga harus memperhatikan cara-cara yang baik yang ditempuh oleh perusahaan agar sesuai dengan etika bisnis.

Etika Bisnis adalah sebuah nilai-nilai moral yang harus dipegang teguh dalam menjalankan bisnis, seperti kejujuran, integritas dan tanggung jawab sosial untuk diterapkan oleh setiap individu maupun perusahaan dalam menjalankan bisnis.

Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan atau mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Berikut adalah prinsip-prinsip etika dalam berbisnis yang dapat membantu perusahaan dan individu untuk menjalankan bisnis dengan cara yang lebih bertanggung jawab dan beretika:
1. Kejujuran dan Integritas. Prinsip ini menekankan pentingnya kejujuran dan integritas dalam menjalankan bisnis. Kita harus bersikap dan bertindak jujur serta menghindari segala bentuk kecurangan atau manipulasi. Kejujuran dalam berbisnis dapat membantu meningkatkan kepercayaan pelanggan atau konsumen dan karyawan, serta memperkuat reputasi perusahaan.
2. Tanggung Jawab Sosial Prinsip ini menekankan pentingnya tanggung jawab sosial dalam menjalankan bisnis. Kita harus mempertimbangkan dampak bisnis terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Dengan mempertimbangkan tanggung jawab sosial, perusahaan dapat membangun hubungan yang baik dengan masyarakat dan lingkungan sekitar serta membantu menyelesaikan masalah sosial dan lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat.
3. Keadilan dan Kesetaraan Prinsip ini menekankan pentingnya keadilan dan kesetaraan dalam berbisnis. Kita harus memperlakukan semua pihak dengan adil dan tidak diskriminatif. Dalam bisnis, kesetaraan dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan menumbuhkan keragaman, sehingga menghasilkan inovasi dan kreativitas.
4. Menghormati Hak Cipta dan Hak Kekayaan Intelektual Prinsip ini menekankan pentingnya menghormati hak cipta dan hak kekayaan intelektual orang lain, termasuk produk, merek, dan paten. Dalam bisnis, melanggar hak cipta atau hak kekayaan intelektual dapat merugikan pihak lain dan merusak citra perusahaan.
5. Menghargai Privasi dan Kerahasiaan Prinsip ini menekankan pentingnya menghargai privasi dan kerahasiaan informasi pribadi atau bisnis orang lain. Dalam bisnis, informasi pribadi atau bisnis orang lain harus dijaga kerahasiaannya dan tidak digunakan untuk kepentingan pribadi atau bisnis untuk menjaga dan menghormati kepentingan bersama.
6. Menghindari Konflik Kepentingan Prinsip ini menekankan pentingnya menghindari konflik kepentingan dalam bisnis. Kita harus menghindari situasi di mana kepentingan pribadi kita bertentangan dengan kepentingan bisnis atau orang lain karena dapat merusak citra perusahaan dan merugikan pihak lain.
7. Tidak Melakukan Korupsi atau Suap Prinsip ini menekankan pentingnya tidak melakukan tindakan korupsi atau suap dalam bisnis. Kita harus menghindari segala bentuk suap atau korupsi dalam menjalankan bisnis karena dapat merusak reputasi perusahaan dan melanggar aturan hukum yang berlaku.
8. Menjaga Lingkungan Hidup Prinsip ini menekankan pentingnya menjaga lingkungan hidup dalam menjalankan bisnis. Kita harus mempertimbangkan dampak bisnis terhadap lingkungan dan melakukan tindakan untuk menjaga lingkungan hidup, sebagai contoh pengelolaan limbah pabrik agar tidak merusak ekosistem atau ramah lingkungan.

etika bisnisPelaksanaan prinsip-prinsip dalam etika bisnis di Indonesia masih berhadapan dengan beberapa masalah dan kendala. Keraf(1993:81-83) menyebut beberapa kendala tersebut yaitu:
1. Standar moral para pelaku bisnis Banyak di antara pelaku bisnis yang lebih suka menempuh jalan pintas, bahkan menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan dengan mengabaikan etika bisnis, seperti memalsukan campuran, timbangan, ukuran, menjual barang yang kadaluwarsa, dan memanipulasi laporan keuangan.
2. Banyak perusahaan yang mengalami konflik kepentingan. Konflik kepentingan ini muncul karena adanya ketidaksesuaian antara nilai pribadi yang dianutnya atau peraturan yang berlaku dengan tujuan yang hendak dicapainya, atau konflik antara nilai pribadi yang dianutnya dengan praktik bisnis yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan lainnya, atau antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan masyarakat hanya mengejar tujuan dengan mengabaikan peraturan.
3. Situasi politik dan ekonomi yang belum stabil. Hal ini diperkeruh oleh banyaknya sandiwara politik yang dimainkan oleh para elit politik di negeri ini yang di satu sisi membingungkan masyarakat luas dan di sisi lainnya memberi kesempatan bagi pihak yang mencari dukungan elit politik guna keberhasilan usaha bisnisnya. Situasi ekonomi yang buruk tidak jarang menimbulkan spekulasi untuk memanfaatkan peluang guna memperoleh keuntungan tanpa menghiraukan akibatnya.
4. Lemahnya penegakan hukum. Banyak orang yang sudah divonis bersalah di pengadilan bisa bebas berkeliaran dan tetap memangku jabatannya di pemerintahan. Kondisi ini mempersulit upaya untuk memotivasi pelaku bisnis menegakkan norma-norma etika.
5. Belum ada organisasi profesi bisnis dan manajemen untuk menegakkan kode etik bisnis dan manajemen. Organisasi seperti KADIN beserta asosiasi perusahaan di bawahnya belum siap secara khusus menangani penyusunan dan penegakkan kode etik bisnis dan manajemen. Di Amerika Serikat terdapat sebuah badan independen yang berfungsi sebagai badan register akreditasi perusahaan, yaitu American Society for Quality Control (ASQC). (*)

Etika BisnisPenulis: Dr. Yayah Atmajawati, SE., M.Si.
Dosen Tetap pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) – Surabaya

Tinggalkan Komentar