Teori Portofolio Markowitz
Berawal Dari Menyikapi Telur
Haijatim.com, Surabaya – Teori portofolio yang dikemukakan oleh Herry Markowitz begitu banyak memberikan inspirasi bagi kalangan akademisi maupun praktisi serta birokrat (pengambil kebijakan). Teori yang dikemukakannya begitu sederhana yaitu “don’t put all your eggs in one basket” (jangan meletakkan telur pada satu keranjang, tapi letakkanlah pada lebih dari satu keranjang). Konsep teori ini dikenal dengan diversifikasi investasi atau melakukan investasi yang sifatnya tidak terpusat pada satu bidang saja melainkan lebih pada satu bidang serta dilakukan juga bukan searah.
1.Markowítz
Markowitz adalah pakar di bidang manajemen investasi. Teorinya tentang diversifikasi investasi begitu dikenal dan sampai dengan saat ini tetap terus menjadi bahan diskusi pada berbagai universitas di seluruh dunia. Jurnal yang pernah ditulis oleh Markowitz dengan judul “Portfolio Selection” pada 1952, yaitu The Journal of Finance 7: di halaman 77-91. Pemikiran yang dikemukakan Markowitz mampu memberikan masukan pada pemilihan portofolio, atau dengan kata lain Markowitz telah memberi sebuah wacana pemikiran tentang bagaimana memahami portofolio dengan berbagai instrumen pendekatan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan.
Keputusan pemodal dalam mengambil keputusan sangat dipengaruhi perilaku pasar yang terjadi serta karakteristik psikologis yang dimiliki oleh pemodal tersebut, seperti misalnya apakah pemodal merupakan risk seeker, risk adverse atau risk indifferent. Kebanyakan teori manajemen resiko menjelaskan tentang keputusan investasi yang terbaik adalah dengan kondisi resiko yang rendah dan keuntungan yang tinggi. “Markowitz mengatakan apabila resiko diangap sebagai suatu masalah yang tidak disukai pemodal, maka pemilihan portofolio yang hanya berdasarkan pada sekuritas yang dinilai rendah adalah merupakan suatu metode pemilihan portofolio yang kurang baik. Pemilihan ini dilakukan tanpa mempertimbangkan diversifikasi portofolio terhadap resiko (Rodoni dan Yong, 2002).
Dalam kasus ini Markowitz menyarankan bahwa portofolio efisien teramat perlu untuk diterapkan. Portofolio efisien Markowitz melihat pada tingkat pengembalian yang paling tinggi yang mampu untuk dikembalikan. Tingkat kemampuan untuk mampu dikembalikan inilah yang disebut oleh Markowitz sebagai expected return E. Expected return tersebut dapat ditingkatkan dan difokuskan pada saat pemodal melakukan pemilihan berdasarkan tingkat keuntungan yang diharapkan serta melihat resiko portofolio secara tepat.
Markowitz menekankan bahwa portofolio yang paling baik adalah portofolio yang dikelola dengan cara paling optimal, di mana optimalitas tersebut akan dapat diperoleh dengan cara memperhitungkan secara dalam setiap trade off antara resiko dan pengembalian yang akan diperoleh nantinya.
2. Model Portofolio Markowitz
Dasar dari model portafolio Markowitz adalah memberi suatu bahan masukan kepada para pemodal untuk menghindari resiko dan memberikan keuntungan yang maksimal pada setiap keputusan investasi. Investasi yang terbaik adalah investasi yang jauh dan resiko, di mana Markowitz menganjurkan dengan melakukan diversifikasi investasi.
3. Asumsi Teori Markowitz
Menurut Jogiyanto (2018) model Markowitz menggunakan asumsi berikut:
A. Periode waktu yang digunakan hanya satu periode saja.
B. Biaya transaksi diabaikan.
C. Preferensi pemodal hanya didasarkan pada expected return dan resiko dari portofolio.
D. Tidak terdapat pinjaman dan simpanan yang bebas resiko (risk free).
Pada asumsi c lebih jauh ditegaskan karena model Markowitz tidak mempertimbangkan aktiva bebas resiko dan hanya mempertimbangkan expected return dan resiko saja, sehingga model ini disebut juga dengan mean-variance model (mean artinya expected return yang banyak dihitung dengan cara rata-rata (mean) dan variance adalah merupakan pengukur resiko yang digunakan).
4. Diversifikasi Investasi Model Markowitz
Teori portofolio model Markowitz mengajarkan tentang berinvestasi dengan cara memecah dana yang diinvestasikan untuk kemudian meletakkannya bukan pada satu jalur namun pada jalur yang berbeda-beda, dengan harapan bahwa peletakan dana secara terpisah akan mampu mengurangi resiko yang akan timbul di kemudian hari.
Keputusan untuk melakukan diversifikasi investasi dapat menyebabkan terbentuknya kondisi safety financial atau lebih tepatnya adanya pembentukan portofolio yang optimal. Meskipun demikian harus diakui bahwa sisi normatif dalam berinvestasi tetap terjadi dikarenakan ini sangat dipengaruhi oleh keputusan pribadi dari masing pelaku investasi, sebagaimana disampaikan Tandelilin (2011) bahwa: teori portofolio masih merupakan teori normatif yang menekankan pada bagaimana seharusnya pemodal melakukan diversifikasi secara optimal.
Tandelilin menjelaskan bahwa pada dasarnya teori portofolio model Markowitz didasari oleh 3 asumsi, yaitu bahwa:
A. Periode waktu investasi tunggal (misal 1 tahun).
B. Tidak ada biaya transaksi.
C. Preferensi pemodal hanya berdasarkan pada expected return serta pada resiko saja.
Karekteristik pemodal pada umumnya tidak menyukai resiko dan menginginkan berada pada posisi expected return yang tinggi. Jika melihat pada gambar portofolio optimal dan perspektif pemodal, posisi yang terbaik ada pada titik H, sedang posisi tidak baik ada pada titik F. Posisi titik H dengan resiko adalah 2 dan expected return adalah 7. Tetapi bila melihat gambar tersebut dan garis Security Market Line (SML), maka titik H tidak mungkin dikarenakan tidak berada di dalam garis, sehingga yang paling tepat adalah pada titik G, dikarenakan hanya itu yang tersedia.
5. Asas Teori Portofolio Markowitz
Bila seorang pemodal ingin memaksimumkan expected return portofolio, maka dana yang diletakkan di sekuritas yang mempunyai expected return yang maksimum. Oleh karena adanya rekomendasi yang menganjurkan supaya pemodal perlu melakukan diversifikasi investasi dan perlu memaksimumkan expected return. Rekomendasi ini menganjurkan agar pemodal mendiversifikasikan dananya pada semua sekuritas yang memiliki expected return yang maksimum.
Sehingga dapat diambil simpulan studi yang dilakukan Markowitz berasaskan pada 2 masalah:
A. Expected Return E dari suatu sekuritas.
B. Varians () penyebaran peluang (probability).
6. KelebihanTeori Portofolio Markowitz
Teori portofolio yang dikemukakan Markowitz mengandung kelebihan:
A. Kajian Markowitz merupakan suatu titik awal dalam kajian pemilihan portofolio yang mempergunakan keilmuan ilmiah modern dan beranalisis, yang kemudian mulai dikembangkan para peneliti lainnya (misal Stephen Ross di 1974).
B. Markowitz memberikan kemudahan dalam memahami kedekatan hubungan antara expected return dan resiko portofolio serta tidak mengesampingkan analisis segi portofolio yang efisien.
C. Riset dan publikasi tulisan dan penjelasan lisan yang dikemukakan Markowitz telah meletakkan azas dasar bagi pengkajian teori portofolio selanjutnya seperti model CAPM, model APT, risk and return, serta value stock and bond.
7. Kelemahan Teori Portofolio Markowitz
Kelemahan-kelemahan dari kajian ataupun studi yang dilakukan Markowitz:
A. Permasalahan klasik dari segi manajemen keuangan selalu saja timbul yaitu di saat data yang dipergunakan di kajian ini “data masa lalu”. Data masa lalu tidak saja memberikan jawaban yang sulit untuk dijadikan acuan estimasi ke depan, namun juga meragukan tentang keakuratan data yang dapat saja data tersebut data yang sudah di otak-atik manajemen perusahan (disebut earning management atau manajemen laba, sehingga persoalan memungkinkan terjadi.
B. Studi Markhowitz tidak menjelaskan batas waktu (berapa waktu yang tepat untuk memperhitungkan diversifikasi tersebut), sehingga memungkinkan analisis menjadi tidak begitu mampu diyakinkan secara baik.
C. Data yang diambil pada saat analisis dengan mempergunakan varians dan berbagai alat lainnya menjadi sulit dipahami dan diprediksi karena datanya data historis.
– Dosen Tetap pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) – Surabaya
BACA JUGA