Bagaimana Membangun Sistem Keuangan yang Kuat melalui Lembaga Keuangan
Oleh: Farida Idayati, SE., MSA
Latar Belakang
Sistem keuangan yang kuat merupakan fondasi penting bagi perekonomian negara. Sistem ini memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, meningkatkan stabilitas keuangan, dan memperluas akses keuangan bagi masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, krisis keuangan global dan perubahan ekonomi membuat diperlukan sistem keuangan yang adaptif dan stabil.
Definisi Sistem Keuangan, Sistem keuangan adalah jaringan lembaga dan instrumen keuangan yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana, serta pengelola risiko.
Penulisan ini bertujuan untuk memahami konsep sistem keuangan yang kuat, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi, dan mengembangkan strategi untuk membangun sistem keuangan yang stabil dan berkelanjutan.
Cara membangun sistem keuangan yang kuat dengan lembaga keuangan:
a. Secara Global: (1) Krisis keuangan global 2008 menunjukkan pentingnya stabilitas keuangan, (2) Perubahan ekonomi global membutuhkan sistem keuangan yang adaptif, (3) Meningkatnya persaingan keuangan antarnegara. b. Secara Nasional : (1) Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi 5-6% per tahun, (2) Kebutuhan pendanaan infrastruktur sebesar Rp6.000 triliun (2020-2024), (3) Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keuangan yang sehat. c. Secara Lokal : (1) Pengembangan ekonomi lokal membutuhkan akses keuangan yang mudah, (2) Meningkatnya jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), (3) Keterbatasan infrastruktur keuangan di daerah. d. Kebutuhan : (1) Meningkatkan stabilitas keuangan nasional, (2) Mengembangkan inklusi keuangan, (3) Meningkatkan akses keuangan bagi UMKM, (4) Mengurangi risiko keuangan, e. Tujuan : (1) Membangun sistem keuangan yang kuat dan stabil, (2) Meningkatkan peran lembaga keuangan dalam perekonomian, (3) Mengembangkan keuangan inklusif.
Berikut beberapa langkah untuk membangun sistem keuangan yang kuat dengan lembaga keuangan:
a. Fase Perencanaan: (1) Mengidentifikasi tujuan dan sasaran: Menentukan visi, misi dan tujuan sistem keuangan, (2) Menganalisis kondisi keuangan: Evaluasi kondisi keuangan saat ini dan identifikasi kebutuhan, (3) Mengembangkan strategi: Menyusun rencana strategis untuk mencapai tujuan, (4) Membangun tim: Mengumpulkan tim ahli keuangan, manajemen risiko dan teknologi.
b. Fase Pengembangan: (1) Membangun infrastruktur: Mengembangkan sistem pembayaran, pengaturan transaksi dan teknologi informasi, (2) Mengembangkan produk dan layanan: Menawarkan produk dan layanan keuangan yang inovatif, (3) Meningkatkan efisiensi operasional: Mengoptimalkan proses dan biaya operasional, (4) Mengembangkan sistem pengawasan dan pengendalian: Meningkatkan pengawasan dan pengendalian risiko, c. Fase Implementasi : (1) Melakukan pelatihan dan pendidikan: Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan karyawan dan masyarakat, (2) Menerapkan teknologi keuangan (fintech): Mengadopsi teknologi untuk meningkatkan efisiensi, (3) Membangun kerjasama strategis: Membangun kerjasama dengan lembaga keuangan lain, (4) Mengembangkan sistem keamanan: Meningkatkan keamanan transaksi dan data, d. Fase Pemeliharaan : (1) Memonitor dan mengevaluasi: Memonitor dan mengevaluasi kinerja sistem keuangan, (2) Mengupdate dan meningkatkan: Mengupdate dan meningkatkan sistem dan teknologi, (3) Mengembangkan budaya keuangan: Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang keuangan, (4) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas: Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan.
# Lembaga Keuangan yang Terlibat: (1) Bank Sentral (BI), (2) Bank Umum (Mandiri, BCA, BNI), (3) Lembaga Keuangan Mikro (LKMM), (4) Asuransi, (5) Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Berikut beberapa strategi untuk membangun sistem keuangan yang kuat melalui lembaga keuangan: a. Strategi Makro : (1) Pengawasan dan Regulasi: Meningkatkan pengawasan dan regulasi lembaga keuangan oleh otoritas seperti OJK, (2) Stabilitas Moneter: Mengontrol inflasi dan menjaga stabilitas moneter, (3) Pengembangan Infrastruktur: Membangun infrastruktur keuangan seperti sistem pembayaran dan pengaturan transaksi, (4) Pendidikan Keuangan: Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang keuangan. b. Strategi Mikro : (1) Peningkatan Efisiensi: Mengoptimalkan proses dan biaya operasional lembaga keuangan, (2) Inovasi Produk: Mengembangkan produk dan layanan keuangan yang inovatif, (3) Pengembangan Jaringan: Membangun jaringan cabang dan ATM, (4) Pelayanan Pelanggan: Meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan, c. Strategi Operasional : (1) Manajemen Risiko: Mengelola risiko keuangan dan operasional, (2) Penggunaan Teknologi: Mengadopsi teknologi keuangan (fintech) untuk meningkatkan efisiensi, (3) Kerjasama Strategis: Membangun kerjasama dengan lembaga keuangan lain., (4). Pengembangan Sumber Daya Manusia: Meningkatkan kemampuan dan kompetensi karyawan, d. Strategi Keberlanjutan : (1) Keuangan Berkelanjutan: Meningkatkan kesadaran lingkungan dan social, (2) Pengembangan Produk Ramah Lingkungan: Mengembangkan produk keuangan yang ramah lingkungan, (3) Pengurangan Emisi: Mengurangi emisi karbon dan penggunaan sumber daya alam, (4) Pengembangan Komunitas: Membangun hubungan dengan komunitas lokal.
Apa Itu Lembaga Keuangan?
Dalam sistem ekonomi, lembaga keuangan adalah salah satu pilar penting yang bertugas untuk menfasilitasi aliran dana, menyediakan layanan keuangan, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Di Indonesia, terdapat berbagai jenis lembaga keuangan yang memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Apa yang terlintas dibenak kalian ketika mendengar istilah Lembaga Keuangan? Pasti Bank jadi salah satu Lembaga Keuangan yang terpikirkan bukan?
a. Lembaga keuangan sendiri mencakup berbagai operasi bisnis dalam sektor jasa keuangan yang di dalamnya termasuk Bank, perusahaan perwalian, perusahaan asuransi, perusahaan pialang, dan pedagang investasi.
b. Di Indonesia, Lembaga Keuangan dibagi ke dalam dua kelompok. Pertama, ada Lembaga Keuangan Bank dan kelompok kedua adalah Lembaga Keuangan Non-Bank, seperti asuransi, pegadaian, dana pensiun, reksa dana, dan bursa efek.
Secara sederhana, lembaga keuangan adalah entitas yang memainkan peran penting dalam mengatur arus dana di masyarakat. Dalam hal ini, lembaga keuangan tidak hanya menghimpun dana, tapi juga menjadi perantara untuk menfasilitasi aliran dan tersebut ke berbagai sektor yang membutuhkan. Inilah yang membuat lembaga keuangan menjadi tulang punggung perekonomian modern. Efisiensi ekonomi juga didorong oleh lembaga keuangan. Dengan menyediakan layanan seperti pinjaman, asuransi, dan investasi, mereka membantu individu dan perusahaan dalam merencanakan dan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik. Ini memungkinkan sumber daya ekonomi untuk digunakan secara optimal, meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Tidak hanya itu, lembaga keuangan juga memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dengan menyalurkan dana ke sektor-sektor produktif seperti industri, pertanian, dan infrastruktur, mereka membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan output ekonomi. Investasi yang didukung oleh lembaga keuangan memungkinkan perusahaan untuk memperluas operasi mereka, mengembangkan inovasi, dan meningkatkan daya saing mereka di pasar global. Secara keseluruhan, lembaga keuangan memainkan peran yang tak tergantikan dalam perekonomian modern. Dengan memfasilitasi aliran dana, meningkatkan efisiensi ekonomi, dan mendorong pertumbuhan, mereka menjadi katalisator bagi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi negara untuk memiliki sistem keuangan yang kuat dan sehat untuk mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan. Contoh Lembaga Keuangan yang Sukses : (1) Bank Indonesia (BI), (2) Bank Mandiri, (3) Bank BCA, (4) Bank BNI, (5) Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Kesimpulan: (1) Membangun sistem keuangan yang kuat memerlukan kerja sama antara lembaga keuangan, pemerintah dan masyarakat, (2) Stabilitas keuangan dapat dicapai melalui pengawasan dan regulasi yang efektif, (3) Inklusi keuangan dan akses keuangan yang mudah merupakan kunci untuk meningkatkan perekonomian.
Rekomendasi : (1) Pemerintah harus meningkatkan pengawasan dan regulasi lembaga keuangan, (2) Lembaga keuangan harus meningkatkan manajemen risiko dan inovasi teknologi, (3) Masyarakat harus meningkatkan kesadaran dan pendidikan keuangan, (4) Perluasan akses keuangan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Daftar Pustaka:
A. Buku
1. Gaughan, P. A. (2015). Mergers, Acquisitions, dan Corporate Restructurings. McGraw-Hill.
2. Weston, J. F., & Weaver, S. C. (2001). Mergers dan Acquisitions. McGraw-Hill.
3. Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jaffe, J. F. (2016). Corporate Finance. McGraw-Hill.
4. Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2016). Fundamentals of Financial Management. Cengage Learning.
B. Sumber Online
1. Bank Indonesia. (2022). Laporan Keuangan Bank Indonesia.
2. Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (2022). Laporan Tahunan OJK.
3. Kementerian Keuangan RI. (2022). Strategi Nasional Keuangan.
4. World Bank. (2022). Financial Sector Development.
5. International Monetary Fund (IMF). (2022). Financial Stability Report.
C. Dokumen Resmi
1. Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
2. Peraturan Bank Indonesia tentang Sistem Pembayaran.
3. Peraturan OJK tentang Manajemen Risiko.
D. Penelitian Terkait
1. Yusuf, W. (2020). Membangun Sistem Keuangan yang Kuat di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Keuangan.
2. Kuncoro, M. (2019). Peran Lembaga Keuangan dalam Meningkatkan Stabilitas Keuangan. Jurnal Keuangan dan Perbankan.
3. Sutanto, E. (2018). Strategi Membangun Sistem Keuangan yang Berkelanjutan. Jurnal Manajemen dan Keuangan.
Nama Farida Idayati, SE., MSA. penulis merupakan Dosen tetap di program studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. Motivasi : “Semua impian kita bisa menjadi kenyataan jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya.”. Karya yang sudah diterbitkan : (1) Menulis Buku Ajar, Praktikum Analisis Laporan Keuangan Tahun 2018-2019, (2) Menulis Buku Ajar, Praktikum Analisis Laporan Keuangan Tahun 2020-2021, (3) Menulis Buku Ajar, Praktikum Analisis Laporan Keuangan Tahun 2021-2022, (4) Menulis Buku Kolaborasi : Kewirausahaan Pendekatan Teoritis, dengan Judul : Permodalan, (2023), Pengembangan Produk dengan Judul : Identifikasi Kebutuhan Konsumen, (2024)
BACA JUGA