Pentingnya Teknologi Bawah Air untuk Pertahanan Maritim Indonesia

Seminar Bersama ITS, Kasal TNI & Praktisi Unggulan

Haijatim.com, Surabaya – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar seminar nasional bertema Teknologi Bawah Air Masa Depan dalam Pertahanan Maritim Indonesia. Berlangsung di Auditorium Gedung Research Center ITS, Jumat (12/9), menghadirkan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr Muhammad Ali, serta praktisi unggulan maritim Indonesia.

Dalam pemaparannya, Laksamana Ali menegaskan pentingnya pengembangan industri maritim untuk melindungi perairan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar. Ia menuturkan, posisi strategis Indonesia di persimpangan dua benua dan dua samudra sangat rawan berbagai ancaman maritim.

Ali menjelaskan potensi ancaman mulai dari invasi, sabotase bawah laut, perompakan, penyelundupan, hingga serangan siber yang bersifat hibrida. Saat ini Indonesia memiliki empat kapal selam aktif. Namun, jumlah itu dinilai masih kurang untuk menjaga seluruh wilayah laut.

Tambah Armada Kapal Selam Modern
TNI Angkatan Laut menargetkan pembangunan kapal selam modern dengan baterai lithium-ion dan persenjataan mutakhir untuk memperkuat pertahanan. Selain itu, TNI AL juga menyiapkan pengembangan kapal selam nirawak serta sistem pengawasan bawah laut berteknologi canggih.

“Targetnya, Indonesia memiliki 12 kapal selam pada 2044 agar mampu menjaga seluruh perairan,” tegas Ali.

Rektor ITS Prof Dr Ir Bambang Pramujati menyampaikan dukungan penuh terhadap strategi maritim Indonesia melalui pengembangan teknologi bawah air. Menurutnya, ITS tidak hanya berfokus pada riset, tetapi juga menyiapkan sumber daya manusia unggul bidang kelautan dan kemaritiman.

ITS Bangun Klaster Maritim
Bambang menambahkan, ITS membangun pusat klaster maritim sebagai wadah hilirisasi inovasi mahasiswa di sektor teknologi kelautan. ITS juga membuka ruang sinergi dengan industri dan pemerintah, termasuk kerja sama dengan PT PAL serta TNI AL.

“ITS siap berkontribusi lewat mitra strategis bersama Angkatan Laut untuk kemandirian teknologi maritim,” ujar Bambang optimistis.

Bambang berharap seminar ini tidak hanya sekadar forum diskusi, tetapi menjadi langkah nyata membangun kerja sama berkelanjutan. Seminar juga diharapkan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-17 tentang kemitraan dalam mencapai tujuan global.

Sejumlah narasumber turut hadir, termasuk Letkol Laut Moh Akbar dari Koarmada II dan Dr Kaharuddin Djeno dari PT PAL. Turut serta pula Dr Erwandi dari BRIN, Dr Adji Sularso dari Paguyuban Bhinneka Kencana, serta Anthony Covarrubias dari Naval Group. Seminar ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat kemandirian Indonesia di bidang teknologi bawah air menuju visi Indonesia Emas 2045. (boi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *