Haijatim.com, Surabaya – Seiring dengan perkembangan teknologi membawa perubahan besar ke berbagai sektor termasuk di bursa saham. Kemudahan bertransaksi di bursa saham berdampak pada meningkatnya investor individual dengan modal berkisar antara 5 juta hingga 1 milyar rupiah. Secara umum dan kuantitas, investor individual ini merupakan investor pemula. Sebagai investor pemula berharap mendapat keuntungan dari bursa saham baik deviden (umumnya diberikan setahun sekali atau setahun 2 kali) maupun capital gain (selisih harga jual dengan harga beli). Investor pemula sebelum bertransaksi saham di pasar modal dianjurkan untuk mempelajari dan memahami analisis saham agar mampu menghasilkan keuntungan dan meminimalisir resiko.
Menurut Agung Kristiawan, S.E., M.S.A., Ak dosen tetap Prodi Akuntansi STIESIA Surabaya, terdapat 2 jenis analisis saham, yaitu : analisis fundamental dan analisis teknikal.
Analisis fundamental.
Analisis fundamental adalah analisa tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham perusahaan.
Berikut adalah beberapa langkah dasar dalam menganalisis fundamental saham.
1. Pahami Laporan Keuangan
Langkah pertama dalam menganalisis fundamental saham adalah mempelajari tiga laporan utama yang disediakan perusahaan:
● Laporan Laba Rugi (Income Statement): Menunjukkan pendapatan, beban, dan laba perusahaan dalam periode tertentu.
● Neraca (Balance Sheet): Laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan pada periode tertentu.
● Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement): Menunjukkan bagaimana uang masuk dan keluar dari bisnis.
Dari sini, investor bisa menghitung berbagai rasio keuangan, seperti:
● PER (Price to Earnings Ratio): Mengukur seberapa mahal harga saham dibandingkan labanya. Indikator umumnya yaitu dibawah nilai 10 maka harga saham masuk kategori murah dan diatas 10 harga saham masuk kategori mahal.
● PBV (Price to Book Value): Menilai harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Indikator umumnya yaitu dibawah nilai 1 maka harga saham masuk kategori murah dan diatas 1 harga saham masuk kategori mahal.
● ROE (Return on Equity): Mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal sendiri.
2. Perhatikan Kinerja dan Prospek Bisnis
Analisis fundamental bukan hanya soal angka. Investor juga harus menilai model bisnis perusahaan, potensi pertumbuhan, dan posisi perusahaan di industrinya. Apakah perusahaan beroperasi di sektor industri yang sedang mengalami pertumbuhan? Apakah mereka memiliki produk yang potensial untuk jangka panjang?
Misalnya, perusahaan teknologi dengan inovasi berkelanjutan cenderung memiliki potensi pertumbuhan yang lebih baik daripada industri tradisional yang stagnan.
3. Riset Manajemennya dan Tata Kelola Perusahaan
Tim manajemen memegang peranan besar dalam kesuksesan bisnis perusahaan. Karena itu, sebagai investor perlu menilai apakah perusahaan dikelola oleh tim profesional yang berpengalaman dan memiliki rekam jejak positif. Investor bisa melihat rekam jejak kinerja mereka melalui laporan tahunan atau berita di pasar.
4. Bandingkan dengan Kompetitor
Sebaiknya jangan menganalisis satu saham tanpa perbandingan. Bandingkan kinerjanya dengan kompetitor sejenis dalam industri yang sama. Misalnya, jika kamu menganalisis saham bank A, bandingkan juga dengan bank B dan C untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap.
5. Perhatikan Faktor Eksternal
Kondisi makroekonomi seperti inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah, hingga kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Oleh karena itu, seorang investor juga perlu memahami dinamika ekonomi dan berita terkini yang dapat mempengaruhi pasar.
Analisis Teknikal
Analisis teknikal berupaya untuk mengidentifikasi pola dan tren harga dalam pasar keuangan serta berupaya untuk mengeksploitasi pola tersebut. Beberapa langkah dasar dalam menganalisis teknikal :
Membuat rata-rata saham selama peride tertentu, misal 3 tahun, 5 tahun atau 10 tahun.
Mengidentifikasi harga tertinggi saham dan harga terendah saham selama periode tertentu, misal 3 tahun, 5 tahun atau 10 tahun.
Melakukan analisis tren selama periode tertentu, misal 3 tahun, 5 tahun atau 10 tahun. Analisa ini untuk mengetahui kecenderungan harga saham naik atau turun.
Selain melakukan analisis fundamental dan teknikal, investor pemula perlu juga memahami kesalahan-kesalahan umum yang biasanya terjadi.
Berikut kesalahan-kesalahan yang sering terjadi :
1. Tidak Memperhatikan Portofolio. Investor pemula sebaiknya sering memperhatikan portofolio saham yang dimiliki. Pastikan investor memonitor portofolio saham sekalipun tidak harus setiap saat memonitornya. Jika saham yang dimiliki mempunyai kinerja yang bagus, investor dapat menambah portofolionya. Di sisi lain, jika harga saham menurun, maka investor tidak perlu terlambat mengambil keputusan untuk menjualnya.
2. Terjebak Panic Selling. Pergerakan harga saham yang naik turun sehingga nilai investasi saham berubah dalam waktu cepat sangat mungkin menyebabkan terjadinya panic selling atau suasana perasaan investor yang panik karena harga sahamnya turun. Dalam situasi ini, investor sangat mungkin segera menjual sahamnya tanpa memedulikan harga karena takut harganya akan semakin jatuh. Hal ini terjadi karena adanya perencanaan yang kurang matang.
3. Terjebak dengan Saham yang Murah. Investor pemula sangat mungkin tergoda membeli saham yang harganya sangat murah dengan harapan bisa menjualnya dengan harga yang sangat tinggi atau ingin mendapat Return on Investment (ROI) yang besar. Namun, jika kurang jeli memperhatikan saham tertentu, saham tersebut bisa jadi berasal dari perusahaan yang kurang baik. Padahal, ROI itu tergantung pada prospek masa depan perusahaan yang dipegang ketimbang lembar saham yang dimiliki.
4. Terlalu Mengandalkan Informasi dari Sumber yang Tidak Tepercaya
Investor pemula harus memastikan informasi yang digunakan dan dapatkan untuk analisis berasal dari sumber yang tepercaya. Berita atau rekomendasi investasi yang tidak jelas bisa menyesatkan dalam berinvestasi saham.
5. Mengabaikan Diversifikasi. Jangan hanya berfokus pada satu saham atau sektor saja. Diversifikasi portofolio Anda untuk mengurangi risiko investasi. Ini sangat penting agar jika ada kerugian di satu perusahaan, Anda tetap bisa bertahan karena hanya satu investasi dari sekian investasi yang Anda lakukan.
Dengan mengetahui dan memahami hal-hal diatas, diharapkan investor pemula dapat melangkah lebih mantap dalam berinvestasi saham dan mampu menghasilkan keuntungan serta meminimalisir resiko.
Referensi :
1. Artha, Danika Reka dkk. (2014). Analisis Fundamental, Teknikal dan Makroekonomi Harga Saham Sektor Pertanian. JMK, Vol. 16 No. 2 September 2015. ISSN :1411-1438.
2. Florensi, Vosby. (2019). Analisis Fundamental Saham-Saham Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Dengan Menggunakan Residual Income Model dan Free Cash Flow Model. Accounting and Business Information Systems Journal (ABIS), Vol. 7 No. 3 . ISSN :2302-1500.
3. Mukrimatin, Atikah L dan Nibras Anny Khabibah. (2021). Analisis Fundamental Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan Vol. 9 No. 3 . ISSN : 2337-7852.
4. Oktavia, Trisna Ayu dkk. (2021). Analisis Fundamental Saham Sebelum dan Sesudah Pandemi Covid 19 : Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia. Jurnal MONEX Volume 10 Nomer 2 Juli 2021. ISSN : 2089-5321.
Tentang Penulis : Agung Kristiawan, SE, MSA, Ak, CA sebagai dosen tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Penulis menempuh Pendidikan sarjana ekonomi akuntansi di Universitas Airlangga tahun 2001, kemudian meneruskan ke jenjang Magister Sain Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia tahun 2004. Sebelum berkecimpung dalam dunia Pendidikan, penulis bekerja pada perusahaan nasional dan multinasional.
Sejak tahun 2010, penulis mulai berkecimpung dalam dunia Pendidikan tinggi dengan menjadi dosen tetap pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia dengan konsentrasi untuk mengampu mata kuliah perpajakan.