Owner DLU Bambang Haryo Soekartono Soroti Pembatasan Truk & Dukung Program Mudik Nyaman
Sambut Arus Mudik Lebaran 2025

Haijatim.com, Surabaya – Menyambut arus mudik Lebaran 2025, PT Dharma Lautan Utama (DLU) telah menyiapkan berbagai strategi guna mengantisipasi lonjakan penumpang dan memastikan perjalanan yang lebih nyaman bagi masyarakat. Selain memperkuat armada, DLU juga memberikan diskon tiket hingga 20 persen untuk pemudik yang membeli tiket lebih awal.
Direktur Utama PT DLU, Erwin H Poedjiono, menyatakan bahwa pihaknya akan mengerahkan 48 kapal, dengan 22 kapal beroperasi di lintasan panjang dan 26 kapal di lintasan pendek. Lonjakan penumpang diperkirakan terjadi pada H-5 untuk lintasan panjang dan H-3 untuk lintasan pendek. Strategi diskon tiket yang diterapkan bertujuan untuk meratakan arus mudik dan menghindari kepadatan di puncak arus.

PT Dharma Lautan Utama (DLU) telah menyiapkan berbagai strategi guna mengantisipasi lonjakan penumpang
“Kami ingin menciptakan mudik yang lebih aman, nyaman, dan merata. Dengan membeli tiket lebih awal, pemudik dapat menikmati perjalanan dengan tenang dan menghindari kepadatan di hari-hari puncak,” ujar Erwin dalam acara buka puasa bersama jurnalis, IPSI, dan Kodrat di Hotel Elmi Surabaya.
Sementara itu, Owner PT DLU yang juga Anggota DPR RI, Ir. Bambang Haryo Soekartono, menyoroti kebijakan pembatasan angkutan barang selama 16 hari menjelang Lebaran. Ia menegaskan bahwa pembatasan ini dapat berdampak pada distribusi logistik nasional dan berpotensi menyebabkan kenaikan harga barang akibat terganggunya rantai pasok.
“Jika distribusi barang terganggu, industri akan mengalami penumpukan produk yang tidak terdistribusi, yang berisiko terhadap sektor perdagangan internasional. Angkutan laut, sebagai bagian utama dalam perdagangan ekspor-impor, tidak boleh berhenti beroperasi,” jelas Bambang.
Ia juga menekankan bahwa indeks logistik Indonesia masih berada pada kisaran 14-16 persen, tertinggi di Asia Tenggara, sementara negara lain seperti Singapura dan Malaysia berada di bawah 4 persen. Oleh karena itu, ia mengusulkan agar kebijakan pembatasan truk dipertimbangkan kembali agar tidak menghambat pertumbuhan ekonomi nasional.